Klikx untuk menutup hasil pencarian Cari di situs Doa. Buat Ucapan Terima Kasih yang Bermakna. Submitted by admin on Kam, 11/03/2011 Itu adalah hadiah yang patut dipersembahkan pada seorang raja, yang memang dicari orang-orang majus itu. Merupakan kejutan yang menyenangkan bagi pemberi hadiah ketika Anda melihat arti "tersembunyi" itu UcapanAdalah Doa — Sadarkan kita apa yang kita ucapkan dan perkataan setiap hari itu mengandung kuasa "Power", Kata-Kata atau Ucapan itu adalah Doa. Apalagiini adalah hari Jumat yang dikenal akan keberkahannya. Dengan mengucapkan selamat hari Jumat yang berisi do'a serta harapan, niscaya akan memiliki keberkahan untuk dikabulkan yang berlebih. Berikut ini adalah ide ucapan selamat hari Jumat dalam bahasa Inggris agar hari teman, pasangan dan kerabat lebih berkah. Pernahdengar “Ucapan adalah Doa”? mungkin sebagian besar dari kita sering mendengarnya.Ya.. Ucapan itu memang seperti Doa. Makanya kita sering diminta hati-hati dalam berucap. Dalam buku The Secret, Prinsip tadi juga akhirnya membuat banyak orang yang bila menginginkan sesuatu, disarankan untuk mengucapkanya, atau mengatakannya kepada Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. Oleh Alex Palit Ucapan itu adalah doa, begitu kata orang bijak. Jadi kita harus berhati-hati dalam menjaga omongan atau kata-kata yang terlontar dari mulut kita, karena apa yang ucapkan itu adalah juga doa. Kalau ucapan kita bernada baik dan indah pastinya akan berbuah yang baik dan indah-indah, justru yang harus kita dihindari jika ucapan itu bernada tidak baik atau berkonotasi negatif ditakutkan akan berakibat buruk yang tidak kita inginkan. Karena apapun ucapan yang terlontar dari mulut kita adalah doa juga. Jelang Pilpres 2014. Tiba-tiba saya diingatkan kembali oleh penyataan Jusuf Kalla JK yang sempat melontarkan ucapan kata-kata, “Jokowi jadi Presiden bisa hancur negeri ini”, yang diunggah di alam maya youtube. Belum lagi pernyataan yang sempat menjadi perbincangan ini juga banyak tersebar dikutif di media mainstream atau media sosial. Terlepas dari urusan dukung-mendukung atau pilih-memilih siapa capres – cawapres yang kita jagokan memenangi Pilpres 2014, pastinya kita juga sempat dibuat miris oleh penyataan JK. Karena ucapan itu adalah juga doa, justru yang kita takutkan apabila yang diucapkan JK ini dijabah dikabulkan menjadi kenyataan, betapa mengerikan, bencana kehancuran bisa mengancam negeri ini. JK juga manusia yang punya rasa dan punya hati. Sebagai politisi senior mantan Ketua Umum Partai Golkar, pastinya ucapannya tidak asbun asal bunyi atau asal njeplak, pastinya disertai pertimbangan dan kalkulasi politik matang yang mendasarinya. Sebagai negarawan yang pernah menjabat wakil presiden, pastinya ucapannya mencerminkan kearifannya sebagai negarawan, bicara demi kepentingan kebaikan bangsa dan negara. Jadi tidak asbun atau asal njeplak. JK bisa saja melakukan pemutihan dengan mengklarifikasi ucapannya, tapi sayangnya hingga kini video ucapan JK ini tetap mengorbit di alam maya youtube. Dan bisa diakses siapa saja. Takutnya ada malaikat yang sedang gentayangan lalu menyaksikan dan mencermati isi ucapan video tersebut dan menjabah mengabulkannya menjadi kenyataan, bisa menjadi petanda bencana kehancuran bagi negeri ini. Pastinya kita semua sebagai rakyat Indonesia tidak berharap kutipan ucapan JK yang hingga kini bertebaran mengorbit di dunia maya jangan sampai menjadi kenyataan. Entah apa jadinya seandainya ucapan JK ini diamini sebagai muatan doa dan dijabah menjadi kenyataan, bisa hancur negeri ini. Terlepas dalam Pilpres 2104 ini kita mendukung dan memilih siapa, atau pastinya kita tidak berharap akan hancur negeri ini sebagaimana ucapan yang dilontarkan JK. Dan saya yakin seyakin-yakinnya bahwa kini rakyat Indonesia sudah pintar, cerdas, kritis dan bernalar rasional dalam memilah, memilih dan menentukan calon pemimpinnya yang punya komitmen dan pegang amanah untuk mensejahterakan rakyat. Kembali ke soal ucapan, pilihlah pemimpin yang ucapan kata-katanya mengdung kebaikan, omongannya bisa dipercaya dan tidak ngibul, dan satunya kata dengan perbuatan. Dan jangan sampai salah pilih memilih pemimpin suka mengumbar kata-kata pepesan kosong, bisa hancur negeri ini. Karena kata-kata atau ucapan itu adalah DOA. * Alex Palit, citizen jurnalis “Jaringan Pewarta Independen” Seseorang dikatakan beriman kepada Allah dan resmi masuk Islam apabila lisannya telah mengikrarkan diri dengan kalimat, أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah Setelah berikrar, hatinya membenarkan, meyakini, dan mempercayai sepenuhnya bahwa hanya Allah-lah satu-satunya Zat yang wajib diibadahi dan Rasulullah adalah utusanNya. Lantas orang itu harus membuktikan keimanannya melalui tindakan. Setiap tindakan, pikiran, dan ucapan harus sesuai dengan tuntutan Allah dan sunah Nabi. Apa dan bagaimana seorang Muslim bersikap sudah dijelaskan dalam Al-Qur’andan Al-Hadits. Semua tindakan dan ucapan akan selalu Allah beri ganjarannya. Jika ia melakukan dan atau mengucapkan hal-hal yang berbau kebaikan, maka Allah akan mengganjarnya dengan limpahan pahala, rahmat dan ridhoNya, serta kebaikan kepada pengamalnya. Begitu pun sebaliknya, jika ia lebih memilih untuk melakukan dan mengucapkan hal-hal buruk, maka doa, murka, dan keburukan yang akan kembali kepada pelakunya. Berbicara mengenai ucapan, sejatinya ucapan adalah doa bagi orang yang mengatakannya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah menjelaskan, Dari Abi Hurairah, bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba yang berbicara dengan kata-kata yang diridhai Allah ’Azza wa Jalla tanpa berpikir panjang, Allah akan mengangkatnya beberapa derajat dengan kata-katanya itu. Dan seorang hamba yang berbicara dengan kata-kata yang dimurkai Allah tanpa berpikir panjang, Allah akan menjerumuskannya ke neraka Jahanam dengan kata-katanya itu”. HR Bukhari, Ahmad, dan Malik. Pepatah mengatakan bahwa lidah tak bertulang. Maknanya, seseorang bisa terjerumus dalam sebuah bahaya hanya karena ia tak mampu mengendalikan ucapannya. Lidah atau lisan tak ubah laiknya pedang dan pikiran serta hati adalah orang yang mengendalikan pedang tersebut. Jika si pengendali pedang itu mahir menggunakan pedang, maka pedang itu akan menjadi tameng bagi dirinya. Sebaliknya, jika ia payah dan tak berkompeten untuk menggunakan pedang, maka pedang itu akan menjadi bumerang, menyerang balik hingga melukaii dirinya sendiri dan sekitarnya dengan membabi-buta. Tak ada yang tersisa, kecuali kehancuran dan keburukan. Begitupun dengan ucapan. Jika seseorang tak pandai dan tak bijak dalam berucap, kata-kata yang keluar dari mulut hanyalah keburukan yang membahayakan dirinya sendiri juga akan melukai orang di sekitarnya. Nah, orang yang beriman kepada Allah dituntut untuk mampu menjauhi sikap dan sifat seperti itu. Semua ucapan orang beriman harus mampu menjadi penenang, penyejuk, dan menginspirasi orang yang mendengarnya. Setiap dari kita haruslah menyadari dan memahami bahwa ucapan yang keluar dari lisan kita, baik disengaja maupun tidak sengaja, adalah doa yang akan berbalik kepada si pengucap. Ucapan akan terlontar dari kebiasaan dan pola pikir yang selama ini terbentuk. Maka, tak berlebihan, selain ucapan merupakan sebuah bentuk doa, ia juga adalah cerminan dari apa yang ada di dalam pikiran dan hati. Semakin buruk sebuah ucapan terlontar dari seseorang, maka dapat dipastikan pikiran dan hari orang tersebut sama buruknya dengan ucapan tersebut. Sebaliknya semakin baik ucapannya, maka dapat dilihat bahwa orang tersebut memiliki kepribadian yang beradab. Dalam sebuah hadits, Rasulullah mengatakan dan mengajarkan umatnya untuk terus menjaga lisannya dengan hanya mengatakan hal-hal baik atau lebih baik diam sebagai cara untuk membuktikan bahwa mereka beriman kepada Allah. Perintah Rasulullah ini tentu memiliki alasan. Ada beberapa perkara yang Allah sembunyikan waktunya, yaitu maut, lailatul qodar, dan waktu diijabahnya doa dalam sehari semalam. Oleh karena ucapan adalah doa, maka kita wajib memperhatikan memikirkan terlebih dahulu apa yang hendak kita ucapkan. Jangan sampai, salah satu dari ketiga perkara yang Allah sembunyikan waktunya terjadi pada diri kita di saat kita sedang mengucapkan hal-hal buruk. Nauzubillah min dzalik. Memperhatikan dan memikirkan apa yang akan kita ucapkan berarti mampu menahan diri dari keinginan untuk segera mengomentari sesuatu yang berkenaan tentang perkara yang sedang terjadi. Mereka yang mampu menahan diri untuk tidak banyak berbicara berarti sudah memahami betapa pentingnya menjaga lisan. Kemampuan menahan diri untuk tidak berbicara sembarangan perlu dilatih dan pemahaman dasar yang mencukupi tentang bahaya lisan. Menahan diri untuk tidak terlalu banyak berbicara juga erat kaitannya dengan kemampuan mengontrol emosi. Tak jarang, ketika seseorang sedang terguncang, marah, atau sedih, sebagai bentuk melampiaskan amarahnya ia menyumpahserapahi orang di sekitarnya. Ia kesulitan dan terbiasa mengumbar emosinya dengan dalih agar semuanya energi negatifnya tersalurkan. Padahal apa yang dilakukannya justru akan berbalik menyerang dirinya kelak di kemudian hari. Hal inilah yang ditakutkan kalau sampai sumpah serapah itu Allah kabulkan dan Allah timpakan kepada orang tersebut. Setiap ucapan yang terlontar dari mulut seseorang akan memengaruhi gerak gerik orang tersebut. Misalnya saja, ketika seseorang terbiasa berbicara dengan pilihan kata yang baik, suara yang lemah lembut dan penuh kesantunan, otomatis perilaku sehari-harinya juga akan mengikuti gaya bicaranya tersebut. Pola pikir dan perasaannya pun juga seiya sekata. Orang tersebut dapat dipastikan mampu berpikir dengan jernih dan juga selalu berbaik sangka terhadap apapun dan siapapun. Demikian pula dengan orang yang selalu bersemangat dan optimis. Ada yang ia ucapkan pasti tidak jauh dari diksi-diksi berbau motivasi, seperti, “saya pasti bisa” atau “saya yakin mampu” dan lain sebagainya. Perilakunya pun kenenjukkan demikian. Ia hanya melakukan hal-hal baik dengan penuh semangat dan tak heran apabila ia sukses meraih apa yang dia inginkan. Tak mengherankan semua itu terjadi. Akar dari semua itu adalah cara kerja otak dan pola pikirnya. Otak akan mensugesti tubuh sesuai dengan apa yang dipikirkan. Ketika seseorang mensugesti bahwa ia akan sukses, maka gerak tubuhnya akan melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa membuatnya berhasil, misalnya belajar, giat bekerja, rajin beribadah, dan lain sebagainya. Juga, otak akan memerintahkan lisan untuk mengatakan hal-hal yang dapat menambah semangatnya serta membagikan motivasi kepada orang lain. Sebaliknya, jika seseorang telah mensugesti bahwa dirinya tidak akan berhasil, katakanlah dalam sebuah ujian tes, maka, otaknya akan merespon dengan seolah menyuruh tubuhnya untuk berhenti berusaha karena merasa akan percuma saja melakukan usaha-usaha bila ia sudah menyangka akan gagal. Lalu lisannya akan merespon dengan cepat. Sebagai bentuk kekesalannya, lisannya mengatakan hal-hal buruk bernada pesimis, seperti “Ah saya tidak mungkin bisa” atau “Orang lain lebih pintar daripada saya” dan lainnya. Tindakan seperti ini, selain berakibat buruk karena dapat memengaruhi kinerja seseorang, memiliki sugesti buruk seperti itu akan mengundang amarah Allah karena ia telah dengan berani mendahului takdir Allah. Ia telah lebih dahulu menyangka bahwa ia tak akan berhasil pada suatu urusan bahkan sebelum ia berusaha terlebih dahulu. Ia menyerah pada keadaan dan tak meyakini bahwa doa bisa mengubah segalanya. Alih-alih berdoa agar Allah memudahkan semua urusannya, justru ia berburuk sangka bahwa ia akan gagal. Allah berfirman tentang larangan seorang hamba untuk mendahului keputusan Allah dalam sebuah ayat yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” QS. Al Hujurat1 Akhir ayat tersebut mengatakan bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Daripada kita terus berburuk sangka sambil mengatakan hal-hal buruk yang hanya berupa dugaan semata, mengapa kita tidak meminta kepada Allah dan mengatakan hal-hal yang baik? Pahamilah bahwa Allah selalu tergantung pada prasangka hambanya. Jika kita senantiasa berprasangka baik, mengatakan hal-hal baik, dan juga Istiqomah beramal sholeh, maka Allah akan memberikan kebaikan pula bagi pengamalnya. Sebaliknya, jika kita terus berburuk sangka, lisan hanya hanya mengeluarkan sumpah serapah, caci maki, dan fitnah keji, maka Allah juga akan memberikan apa yang menjadi persangkaannya tersebut dan juga mengembalikan sumpah serapah, caci maki, dan fitnah kepadanya. Nauzubillah min Dessy Husnul Q Ucapan Itu Adalah DoaSetiap dari kita haruslah menyadari dan memahami bahwa ucapan yang keluar dari lisan kita, baik disengaja maupun tidak sengaja, adalah doa yang akan berbalik kepada si pengucap. Ucapan akan terlontar dari kebiasaan dan pola pikir yang selama ini terbentuk. Maka, tak berlebihan, selain ucapan merupakan sebuah bentuk doa, ia juga adalah cerminan dari apa yang ada di dalam pikiran dan hati. Semakin buruk sebuah ucapan terlontar dari seseorang, maka dapat dipastikan pikiran dan hari orang tersebut sama buruknya dengan ucapan tersebut. Sebaliknya semakin baik ucapannya, maka dapat dilihat bahwa orang tersebut memiliki kepribadian yang itu dahsyat, kata-kata itu bibit, ketika engkau mengucapkan sesuatu, engkau telah memberikan kehidupan pada kata-kata Muhammad ﷺ mengajarkan umatnya agar selalu menghiasi diri dengan al-akhlaq al-karimah, berperangai baik, dan berbudi pekerti luhur, baik dalam perbuatan maupun dalam ucapan. Sopan dalam bertutur kata merupakan cerminan dari pancaran cahaya iman dalam diri seorang muslim. Santun dalam berbahasa adalah tanda sempurnanya Islam dalam jiwa seorang berbicara baik sudah masuk ke dalam memori otak bawah sadar, sehingga tanpa dipikir panjang pun, yang keluar dari lisannya selalu ini merupakan hasil proses pembinaan diri jangka panjang. Allah sangat menghargai perjuangan orang yang membiasakan berbicara baik yang tentunya diridhai-Nya- dengan senantiasa meningkatkan orang yang memiliki kebiasaan berbicara buruk, misalnya suka mencaci, mencela, mengutuk, berghibah, membicarakan aib sahabatnya, dan berkata-kata kotor, kata-kata yang membuat murka Allah, ia telah melakukannya dengan kendali otak bawah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari bersabda bahwa, keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan. سلامة الإنسان في حفظ اللسانPenting untuk menjaga lisan. Sebab lisan diibaratkan pisau yang apabila salah menggunakannya akan melukai banyak dengan ucapan Jika seseorang tak pandai dan tak bijak dalam berucap, kata-kata yang keluar dari mulut hanyalah keburukan yang membahayakan dirinya sendiri juga akan melukai orang di sekitarnya. Nah, orang yang beriman kepada Allah dituntut untuk mampu menjauhi sikap dan sifat seperti itu. Semua ucapan orang beriman harus mampu menjadi penenang, penyejuk, dan menginspirasi orang yang Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba terkadang mengucapkan kalimat tanpa ia teliti apa dampaknya, karenanya ia terlempar ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat.” HR. Muslim Kehidupan seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh perbuatan fisik semata, tetapi juga oleh ucapan. Ucapan yang baik dan benar dapat membawa dampak yang sangat positif bagi diri sendiri dan orang lain. Dalam Islam, pentingnya ucapan diakui sebagai doa yang dapat memperindah hidup dan memperoleh keberkahan. Oleh karena itu, memahami hadits tentang ucapan adalah doa menjadi sangat penting bagi umat Islam. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang hadits yang berkaitan dengan ucapan sebagai doa, pentingnya ucapan dalam kehidupan sehari-hari, dan bagaimana kita dapat mengambil manfaat dari hadits tersebut untuk memperindah hidup kita. Hadits tentang ucapan sebagai doa menjadi penting bagi umat Islam karena menunjukkan betapa besar pengaruh ucapan terhadap kehidupan. Berikut beberapa hadits tentang ucapan sebagai doa yang perlu dipahami. Hadits Terjemahan “Ucapan yang paling dicintai Allah adalah ucapan yang paling ringan, yaitu Subhanallah wa bihamdihi, Subhanallahil Azim” “Kata-kata paling mudah disukai Allah adalah Subhanallah wa bihamdihi, Subhanallahil Azim” “Setiap amal bergantung pada niat, dan setiap orang akan memperoleh apa yang ia niatkan” “Setiap perbuatan didasari oleh niat, dan setiap orang akan memperoleh sesuai dengan niatnya” “Tidak ada kebaikan dalam kebanyakan bicara yang tidak bermanfaat” “Tidak ada kebaikan dalam banyak bicara yang tidak berguna” Hadits-hadits di atas menekankan pentingnya ucapan yang benar, ringan, dan bermanfaat. Ucapan yang benar adalah ucapan yang sesuai dengan syariat Islam, sedangkan ucapan yang ringan adalah ucapan yang tidak memberatkan dan mudah diucapkan. Ucapan yang bermanfaat adalah ucapan yang membawa manfaat bagi orang lain dan diri sendiri. Dalam Islam, ucapan yang baik dan benar juga dianggap sebagai doa yang dapat membawa keberkahan dalam hidup. Pentingnya Ucapan Dalam Kehidupan Sehari-hari Ucapan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan sehari-hari. Ucapan yang baik dan benar dapat membawa manfaat dan keberkahan dalam hidup, sedangkan ucapan yang buruk dan salah dapat menimbulkan kerugian dan kesulitan. Berikut beberapa alasan mengapa ucapan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Menjaga Hubungan Baik dengan Orang Lain Ucapan yang baik dan benar dapat membantu menjaga hubungan baik dengan orang lain. Dengan berbicara dengan sopan dan baik, kita dapat membangun hubungan yang harmonis dan saling menghormati. Di sisi lain, ucapan yang kasar dan tidak sopan dapat merusak hubungan dan memicu konflik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berbicara dengan sopan dan santun dalam berinteraksi dengan orang lain. Meningkatkan Kualitas Komunikasi Ucapan yang baik dan benar juga dapat meningkatkan kualitas komunikasi. Dengan berbicara dengan jelas dan lugas, kita dapat menyampaikan pesan dengan lebih efektif dan terhindar dari kesalahpahaman. Selain itu, ucapan yang baik dan benar juga dapat membantu kita memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap orang lain. Memperlihatkan Pribadi yang Baik Ucapan yang baik dan benar dapat memperlihatkan pribadi yang baik. Dengan berbicara dengan sopan dan santun, kita dapat memperlihatkan bahwa kita adalah orang yang menghargai diri sendiri dan orang lain. Ucapan yang baik dan benar juga dapat memperlihatkan bahwa kita adalah orang yang memiliki nilai moral dan etika yang tinggi. Hal ini dapat membantu kita dalam membangun citra yang baik di mata orang lain. Mendatangkan Keberkahan dalam Hidup Ucapan yang baik dan benar juga dapat mendatangkan keberkahan dalam hidup. Dalam Islam, ucapan yang baik dan benar dianggap sebagai doa yang dapat membawa keberkahan dalam hidup. Oleh karena itu, dengan berbicara dengan sopan dan benar, kita dapat memperoleh keberkahan dalam hidup. Bagaimana Mengambil Manfaat dari Hadits Tentang Ucapan Sebagai Doa Untuk memperoleh manfaat dari hadits tentang ucapan sebagai doa, kita dapat melakukan beberapa langkah berikut. Menghindari Ucapan yang Buruk dan Salah Langkah pertama yang dapat kita lakukan adalah menghindari ucapan yang buruk dan salah. Ucapan yang buruk dan salah dapat menimbulkan kerugian dan kesulitan. Oleh karena itu, kita perlu selalu berhati-hati dalam berbicara dan menghindari ucapan yang buruk dan salah. Meningkatkan Kualitas Ucapan Langkah kedua yang dapat kita lakukan adalah meningkatkan kualitas ucapan. Kita dapat meningkatkan kualitas ucapan dengan memperbanyak membaca Al-Quran dan hadits, serta mengikuti kajian-kajian agama yang memperdalam pemahaman tentang Islam. Dengan meningkatkan kualitas ucapan, kita dapat memperoleh keberkahan dalam hidup dan menjaga hubungan baik dengan orang lain. Berdoa Langkah ketiga yang dapat kita lakukan adalah berdoa. Berdoa adalah bentuk ucapan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dalam berdoa, kita dapat meminta petunjuk dan keberkahan dari Allah SWT dalam setiap langkah hidup. Dengan berdoa, kita dapat memperoleh kekuatan dan ketentraman dalam menghadapi segala situasi hidup. Mengamalkan Ucapan Sunnah Langkah keempat yang dapat kita lakukan adalah mengamalkan ucapan sunnah. Ucapan sunnah adalah ucapan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan telah dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh ucapan sunnah antara lain adalah mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang lain, mengucapkan Alhamdulillah ketika mendapat nikmat, dan mengucapkan Bismillah sebelum melakukan suatu aktivitas. Dengan mengamalkan ucapan sunnah, kita dapat memperoleh keberkahan dalam hidup dan menjaga hubungan baik dengan orang lain. Kesimpulan Dalam Islam, pentingnya ucapan diakui sebagai doa yang dapat memperindah hidup dan memperoleh keberkahan. Oleh karena itu, memahami hadits tentang ucapan adalah doa menjadi sangat penting bagi umat Islam. Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang hadits yang berkaitan dengan ucapan sebagai doa, pentingnya ucapan dalam kehidupan sehari-hari, dan bagaimana kita dapat mengambil manfaat dari hadits tersebut untuk memperindah hidup kita. Dengan menghindari ucapan yang buruk dan salah, meningkatkan kualitas ucapan, berdoa, dan mengamalkan ucapan sunnah, kita dapat memperoleh keberkahan dalam hidup dan menjaga hubungan baik dengan orang video ofUcapan Adalah Doa Memahami Hadits Tentang Pentingnya Ucapan Dalam Islam

ucapan itu adalah doa